NURJANAH, S.Pd.I
LAPORAN HASIL
WAWANCARA
“TOKOH SUKSES DALAM
BIDANG PENDIDIKAN”
Laporan Ini Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Teori
Pembangunan sosial
Dosen Pembimbing :
Dr. H. Safuri Musa,M.Pd.
Disusun Oleh :
Nita Lasmana (
1710631040013 )
Mareta Iin
Wijayanti ( 1710631040034 )
Nuni Nurshiintani (
1710631040042)
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG
2017
Kata Pengantar
Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji
dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan laporan ini dengan tepat pada waktunya.
Laporan ini berhasil tersusun berkat kerjasama kelompok yang sangat baik, dan
berkat bantuan dari pihak-pihak lain yang senantiasa membantu kami. Laporan ini
kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Pembangunan Sosial dengan
Program studi Pendidian Luar Sekolah Fakultas Keguruan & Ilmu
Pendidikan Universitas Singaperbangsa
Karawang.
Tak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen bidang studi yang telah
memberikan arahan kepada kami, sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik. Kami ucapkan pula terima kasih kepada teman-teman yang telah meluangkan
waktunya untuk seedar membantu kami .
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
maupun mungkin kesalahan dalam penyusunan laporan ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa
yang akan datang dari seluruh pembaca.
Akhir kata, kami berharap dengan adanya makalah
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan para mahasiswa
Universitas Singaperbangsa Karawang umumnya. Kami mengucapkan terima kasih dan
mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Karawang,
November 2017
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................
Kata
Pengantar ...................................................................................................................
Daftar
Isi .............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................
B. Tujuan .....................................................................................................................
C. Waktu dan Tempat ...................................................................................................
BAB
II
DATA
DIRI TOKOH
A. Biodata Diri Tokoh ...................................................................................................
B. Prinsip & Motto Hidup .............................................................................................
BAB
III
KIPRAH
DAN USAHA/ PERJUANGANNYA
A. Kisah perjalanan & Perjuangan
Meraih Sukses ...........................................................
1. Latar Belakang Pendidikan..................................................................................
2. Latar Belakang Pengalaman &Awal
Karir ...........................................................
3.
Posisi
Saat Ini ....................................................................................................
BAB
IV
KUNCI
SUKSES DAN MOTTO HIDUP..............................................................................
BAB
V
ANALISIS
TOKOH ............................................................................................................
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
.............................................................................................................
B.
Saran
.......................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia dengan
jumlah penduduk yang lebih dari dua ratus juta orang ternyata masih belum mampu
mensejahterakan penduduknya terutama masalah kemiskinan dan pendidikan yang butuh perhatian dari
pemerintah, tetapi belum mendapatkannya yang pada akhirnya banyak yang menjadi
pemulung, pengemis dan penganguran serta banyak remaja putus sekolah karena
faktor ekonomi.
Tetapi banyak juga
yang memilih untuk tidak menyerah pada kemiskinan dan berusaha mengenyam
pendidikan walaupun kondisi ekonomi yang pas-pasan, seperti halnya Ibu Nurjanah
yang berusaha melanjutkan sekolah setelah lulus sekolah dasar yang memang
terhambat selama satu tahun, namun hal itu tidak menjadi penghalang baginya.
Terhambatnya pendidikan juga dialami pada saat ingin melanjutkan ke SMA/MA. Karena
semangat dan motivasi belajar yang tinggi akhirnya menghantarkan Ibu Nurjanah
menuju kesuksesannya saat ini.
Puji dan syukur
kami panjatkan Kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya kami dapat mempunyai kesempatan untuk melakukan wawancara dengan
tokoh pendidikan di Jl. Gg .Lurah Suntara, Kavling Gemanis Karawang.
B.
Tujuan Wawancara
1.
Mengetahui
lebih dalam tentang latar belakang tokoh sukses
2.
Memperoleh
ilmu dan pengalaman dari tokoh sukses
3.
Memahami
dan menguasai teknik-teknik dalam wawancara
4.
Memenuhi
tugas mata kuliah Teori Pembangunan Sosial
C. Waktu
dan Tempat Wawancara
Kegiatan
wawancara ini dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal : Sabtu,
25 Nopember 2017
Pukul : 10:00 WIB – selesai
Tempat :
Jl. Gg. Lurah Suntara, Kavling Gemanis Karawang.
BAB
II
DATA
DIRI TOKOH
A.
Biodata Diri Tokoh
Nama
Lengkap : Nurjanah,
S.Pd.I
Nama
Panggilan : Ibu Nur
Tempat,
Tanggal Lahir : Karawang, 10 Juli
1971
Alamat : Kavling Gemanis Rt. 001 Rw. 023 Gang Lima, Kel. Karawang Wetan,Kec.Karawang
Timur, Kab.Karawang
Golongan
Darah :
A
Tokoh
Panutan : Alm. Bu Nani
(Guru SD Kelas I)
Status
Pernikahan : Menikah
Nama
Suami : Supardi, S.Ag
Anak :
1.
Lia
Awalia (Guru matematika SMPN 8)
2.
Debby
(Mahasiswa Semester Akhir UPI Purwakarta)
3.
–
Riwayat
Pendidikan :
1.
SD
Budi Asih (1977 – 1983)
2.
MTS
Al – Jihad (1984 – 1987)
3.
MA
Al – Jihad (1988 – 1991)
4.
Universitas
Al – Jawami Bandung, S1 Pendidikan Agama Islam (2003 – 2006) Ket : tidak
selesai
5.
Universtitas
An – Nissa Karawang, D2 PGTK (2006 – 2008)
6.
STAISA
Salahudin Al – Ayyubi Jakarta, S1 Pendidikan Agama Islam (2010 – 2014)
Riwayat
Pekerjaan :
1.
MI
Al – Muawannah (1989-1994)
2.
MI
Al – Fatah (1994-1996)
B. Prinsip
& Motto Hidup
Dalam menjalani kehidupannya yang
penuh lika-liku hingga berakhir menjadi seorang Kepala Sekolah yayasan yang
sekarang menjadi salah satu madrasah percontohan. Ibu Nur memiliki prinsip
hidup yaitu ” Jujur dan Amanah “, serta memiliki motto hidup “ Kerja Keras,
Kerja Ikhlas, dan Kerja Tuntas “
BAB III
KIPRAH DAN USAHA/
PERJUANGAN
A. Kisah
Perjalanan & Perjuangan Meraih Sukses
1. Latar
Belakang Pendidikan
Ibu Nur adalah
seorang anak yang terlahir dari ayah dan ibu yang berasal dari Bogor yang pergi
merantau ke Karawang. Dengan pekerjaan ayah yang hanya seorang pekerja bangunan
dan ibu yang hanya mengajar mengaji disebuah madrasah sementara pada saat itu
keluarga tersebut memiliki 5 orang anak yang menjadi tanggungan. Membuat
keluarga tersebut menjadi keluarga yang termasuk golongan keluarga tak mampu.
Namun syukur lah Ibu Nur masih dimasukkan ke Sekolah Dasar oleh kedua orang
tuanya. SD Budi Asih adalah sekolah dimana Ibu Nur kecil menuntut ilmu di
jenjang Sekolah Dasar pada tahun 1977. Pada saat kelas 1 Sekolah Dasar adalah
saat dimana Ibu Nur menentukan cita-citanya. Atas rasa kekaguman terhadap guru
kelas 1 nya saat itu yang bernama Ibu Nani, akhirnya menginspirasi Ibu Nur
untuk menjadi seorang guru untuk anak-anak. Ibu Nur saat Sekolah Dasar adalah
murid yang sangat dikenal akan prestasi dan jiwa sosialnya yang tinggi yang
mampu berteman dengan siapapun dan dikenal oleh guru-guru. Pada tahun 1983,
beliau menamatkan jenjanng sekolah dasar dengan nilai yang memuaskan. Namun
masalahpun datang, yaitu keterbatasan uang yang menghambat beliau untuk masuk
ke SMP.
Karena keterbatasan
yang terjadi, akhirnya beliau tidak masuk
ke SMP. Ibu Nur pada saat itu sangat sedih karena keinginannya untuk
mengenyam pendidikan terhambat. Beliau hanya dapat mengintip jalannya pelajaran
dari jendela kelas kakaknya yang saat itu kelas 2 SMP. Beliau hanya dapat
meratapi nasibnya yang menyedihkan sambil bercucuran air mata serta bergumam “
Enaknya sekolah ya? Gak enak kalau gak sekolah”. Namun ketidaksekolahan Ibu Nur
tidak dimanfaatkan untuk hal yang sia-sia, dikarenakan beliau berbakat dalam qori’ah al-qur’an serta memiliki suara
yang indah, akhirnya beliau mulai mencari uang dengan bakatnya tersebut seperti
mengisi qori’ah al-qur’an di acara
pernikahan, mengiringi pembacaan al – qur’an bagi orang-orang yang akan
berangkat ke mekkah atau menjadi solis di orkes desa. Selama satu tahun
kegiatan tersebut berlangsung, dan uang hasil dari jerih payahnya ia kumpulkan
pundi- perpundinya dengan harapan uang yang beliau kumpulkan akan cukup untuk
masuk ke SMP tahun depan. Dan hasil jerih payah beliau selama satu tahun
berbuah hasil yang sangat membahagiakan. Dengan uang yang dikumpulkan selama
ini, akhirnya beliau dapat membayar uang pendaftaran masuk SMP.
Pada tahun 1989, Ibu
Nur akhirnya bisa masuk ke MTs Al – Jihad, sekolah berbasis agama yang setara
dengan jenjang SMP. Ibu Nur ketika masa SMP adalah siswa yang tidak jauh dari
dari saat SD, beliau dikenal akan murid yang aktif bersosialisasi, berprestasi
dan berbakat. Masa MTs adalah masa dimana bakat yang dimiliki beliau dapat
tersalurkan dengan mengikuti berbagai kejuaraan qori’ah al-qur’an. Dikarenakan bakat yang beliau miliki diketahui
oleh guru, akhirnya Ibu Nur disalurkan untuk mengikuti lomba-lomba qori’ah al-qur’an tingkat SMP. Dan tak
dapat dipungkiri lagi banyak sekali kejuaraan yang dimenangkan oleh beliau.
Bahkan beliau menjadi langganan untuk menempati juara pertama. Namun
keterbatasan ekonomi tetap menjadi mimpi buruk bagi Ibu Nur. Ibu Nur pada saat
itu hanya memiliki satu rok biru untuk bersekolah, namun pada suatu pagi ketika
beliau sedang menyetrika roknya sendiri tak sengaja rok yang disetrika beliau
gosong terbakar alat setrika sehingga rok SMP beliau berlubang, dengan lubang
yang lumayan besar. Ibu Nur tidak dapat berbuat apa-apa dikarenakan tidak
memiliki uang sehingga tidak dapat membeli rok baru. Dengan semangat ingin
pergi ke sekolah, akhirnnya beliau bermodal nekat menggunakan rok yang tak
layak pakai itu dengan menutupi rok yang berlubang itu dengan kerudung yang
selalu dipakainya. Selama seminggu tidak ada yang mengetahui hal tersebut,
namun setelah seminggu berlalu ketika Ibu Nur sedang berjalan menuju rumahnya
tiba-tiba angin bertiup sangat kencang sehingga kerudung yang selalu menutupi
lubang pada rok beliau tersingkap sehingga tukang becak yang sedang berada ditempat
menertawakan Ibu Nur. Ibu Nur tidak mengucapkan sepatah katapun saat itu, hanya
terdiam dengan rasa malu dan harapan untuk bisa membeli rok baru. Disuatu malam
Ibu Nur didatangi oleh salah satu tetangga jauhnya yang menawarkan Ibu Nur
untuk Mengaji disebuah acara pernikahan,Ibu Nur langsung menerima tawaran
tersebut dengan rasa syukur, dan tannpa disangka-sangka ternyata upah yang
beliau dapatkan lumayan besar, ia mendapatkan upah sebesar sepuluh ribu.Dengan
uang sepuluh ribu itulah semangat beliau untuk bersekolah membara kembali, karena
harapan beliau untuk dapat membeli rok baru tercapai.
Waktu berlalu
begitu cepat tanpa disadari Ibu Nur telah lulus SMP, Ibu Nur berkeinginan untuk
melanjutkan pendidikan ke SPG( Sekolah Pendidikan Guru). SPG (Sekolah
Pendidikan Guru) adalah sekolah yang saat itu dipeuntukan bagi orang-orang yang
berkeinginan untuk menjadi seorang guru. Ibu Nur pun mendaftarkan diri dan
mengikuti tes masuk SPG dengan harapan dapat diterima menjadi salah satu murid
disana. Dan alhamdulillah beliau lulus tes tersebut, tetapi kala itu Ibu Nur
mengunduran diri dari SPG, dikarenakan peraturan di sekolah tersebut
mengharuskan siswinya untuk tidakmengenakan kerudung, yang merupakan salah satu
kewajiban wanita muslimah. Ibu Nur tidak ingin melepas hijabnya dimana itu salah
satu syarat untuk diterimanya bersekolah di SPG. Ibu Nur akhirnya pulang
kerumah dan menceritakan kejadian tersebut kepada Ibunya, Ibunya sempat marah
dan kecewa dengan tindakan dan keputusan Ibu Nur untuk mengundurkan diri. Namun
Ibu Nur tetap bersikukuh mempertahankan kerudungnya. Setelah itu, Ibu Nur tidak
sekolah selama satu tahun, disatu tahun itu Ibu Nur tidak diam beliau door to
door menawarkan jasa untuk mengajar ngaji diperumahan deket rumahnya. Ternyata
secara kebetulan saat itu ada yang membutuhkan jasa Ibu Nur yaitu Bapak Arifin
(pegawai pemda) yang meminta Ibu Nur untuk mengajarkan istrinya mengaji. Ibu
Nur pun menerima permintaan Bapak tersebut dan alhamdulillah Ibu Nur
mendapatkan upah perbulan sebesar Rp.100.500,00. Selain uang dari mengajar mengaji,
Ibu Nur juga mendapatkan uang dari mengisi pengajian dibeberapa acara, dimana
uang tersebut beliau kumpulkan untuk dapat mendaftarkan diri ke sekolah SMA/MA
dan dapat melanjutkan sekolahnya.
Uang hasil
jeripayah Ibu Nur akhirnya terkumpul dan Ibu Nur berniat untuk melanjutkan
sekolah, dalam benak Ibu Nur ingin sekali sekolah di SPG karena hanya di tempat
itulah Ibu Nur bisa berkesempatan untuk menjadi seorang guru. Namundikarenakan
harus melepas kerudung jika ingin sekolah di SPG Ibu Nur pun mengurungkan
niatnya. Ibu Nur bingung harus bersekolah dimana, kebingungan tersebut akhirnya
mendapatan jalan solusi dimana salah satu murid yang diajarkan mengaji olehnya
menawarkan Ibu Nur untuk sekolah di MA Al- Jihad, kala itu Ibu Nur enggan
bersekolah di MA Al- Jihad karena Ibu Nur ingin sekolah keguruan/ SPG namun
sekolahan tersebut sudah ditiadakan. Pada akhirnya, Ibu Nur mau sekolah di MA
Al- Jihad dengan sedikit penjelasan motivasi dari muridnya bahwa setelah lulus
dari sekolah tersebut Ibu Nur dapat menjadi guru dengan kuliah mengambil
pendidikan keguruandengan jurusan yang
diinginkan. Ibu Nur pun segera mendaftarkan diri dan alhamdulillah diterima.
Selama sekolah Ibu Nur tidak hanya sekadar belajar tetapi Ibu Nur juga
menyempatkan diri untuk mengajar privat mengaji diperumahan. Selain itu, Ibu
Nur bergitu tersohor disekolahnya karena prestasi dan bakat yang dimilikinya.
Ibu Nur memiliki
semangat belajar yang luar biasa, keterbatasan ekonomi keluarga tidak
memudarkan semangatnya dalam belajar. Waktu demi waktu pundi demi pundi ia
kumpulkan untuk biaya sekolah. Semangatnya tak berhenti sampai sekolah MA Al-
Jihad Ibu Nur berkeinginan untuk melanjutkan keperguruan tinggi, namun kala itu
Ibu Nur bingung ingin ke perguruan tinggi mana ia akan melanjutkan. Selain itu
ekonomi keluarga tetap menjadi kendala terbesar. Ibu Nur pun memutuskan untuk
melanjutkan ke pasantren khusus qori/MTQ di
Banten selama setengah tahun. Selama menjadi santri Ibu Nur menyempatkan
waktunya untuk mengajar privat mengaji
diberbagai sekolah islam.
2. Latar
Belakang Pengalaman & Awal Karir
Pada (1989-1994)
Ibu Nur mengawali karir dengan mengajar di sekolah MI Al – Muawannah
Cirebon.Ibu Nur mengajar karena
keinginan untuk menjadi seorang guru, awalnya Ibu Nur hanya sebatas mengajar
tetapi karena Ibu Nur memiliki jiwa pendidik yang baik akhirnya Ibu Nur
dipercaya oleh kepala sekolah untuk menjadi wali kelas satu dan kelas dua
sekolah dasar. Ibu Nur menjalani amanahnya dengan baik selama dua tahun
sehingga kelas yang Ibu Nur pegang menghasilkan murid yang pandai membaca dan
berhitung. Lima tahun lamanya Ibu Nur mengajar di MI Al – Muawannah, di tahun
ke empat Ibu Nur menikah tepatnya tahun 1992. Ibu Nur kala itu masih
bersemangat untuk mengajar, Ibu Nur termotivasi oleh kepala sekolahnya yang
memiliki dedikasi dan disiplin yang tinggi sebagai kepala sekolah. Karena
dedikasi dan disiplin yang tinggi, kepala sekolah tersebut pun dimutasikan ke
kampung halamannya di Padang, saat itu kepala sekolah memberikan penghargaan
kepada tiga guru berprestasi di sekolah dan salah satunya adalah Ibu Nur.
Penghargaan tersebut yaitu akan di PNS kannya ketiga guru tersebut. Tetapi keberuntungan
tak diraih Ibu Nur karena suatu kendala. Pada tahun 1994 Ibu Nur memutuskan
untuk berhenti mengajar di MI Al – Muawannah, alasan Ibu Nur berhenti mengajar
adalah Ibu Nur merasa malu dengan guru-guru di sekolah tersebut karena hanya
Ibu Nur yang belum PNS sedangkan guru yang lain sudah memilki posisi PNS.
Kemudian pada tahun (1994-1996) Ibu Nur
mengajar di sekolah MI Al – Fatah Depok,
Ibu Nur mengajar dalam waktu yang tidak terlalu lama karena di tahun 1996 Ibu
Nur dikaruniai anak kedua serta saran dari suami tercintanya untuk berhenti
mengajar dan ditambah kala itu Ibu Nur tertimpa musibah yaitu kemalingan,
seluruh harta benda didalam rumah Ibu Nur habis. Setelah musibah tersebut, Ibu
Nur dengan suaminya memutuskan untuk pindah rumah ke Guro III Jl. Gg Lurah
Suntara.
Pada tahun 1996 Ibu
Nur juga memutuskan untuk mengajar di sebuah sekolah agama yang bernama Darul
Mutaalaimin di Jl. Gg Lurah Suntara yang tak jauh dari rumah. Pada awalnya Ibu
Nur tidak mendapatkan izin dari sang suami untukmengajar disekolah tersebut.
Ibu Nur tidak dapat menolak larangan sang suami, tak lama dari itu Ibu Nur
mendapat tawaran dari sekolah lamanya MI Al- Muawannah Cirebon untuk mengajar
lagi disana, tetapi Ibu Nur menolak secara baik tawaran tersebut dikarenakan
tidak mendapatkan izin dari sang suami, begitupun tawaran dari sekolah MI Al –
Fatah Depok, Ibu Nurpun menolaknya. Karena Ibu Nur tidak diizinkan untuk
mengajar, Ibu Nur pun memulai profesi baru yaitu berwiraswasta dengan cara
berdagang. Namun profesi tersebut tidak berlangsung lama karena mengalami
kerugian yang amat besar. Setelah hal itu, akhirnya Ibu Nur sholat istikharah
untuk mendapatkan petunjuk dari Allah. Dalam sholat istikharah tersebut Ibu Nur
mendapatkan petunjuk melalui mimpinya yang mengarahkan Ibu Nur untuk mengajar
kembali. Mimpi tersebut diceritakan kepada suaminya.
Berkat mimpi
tersebut akhirnya Ibu Nur dan suaminya mencari jalan untuk merealisasikan
mimpinya. Akhirnya muncullah ide atas dasar inisiatif dari suaminya yaitu
mengajar di tempat mengajar terdekat yaitu Madrasah Darul Mutaalimin. Madrasah
Darul Mutaalimin adalah sebuah lembaga mengajar yang berada di dekat rumah Ibu
Nur, yang dimana jalannya pembelajaran madrasah tersebut saja sudah tidak
efektif. Atas dasar inilah timbul niat untuk memakmurkan kembali madrasah Darul
Mutaalimin.
3. Posisi
Saat ini
Setelah muncul
wacana untuk memakmurkan Madrasah Darul Mutaalimin akhirnnya Ibu Nur memulai
langkah awalnya. Langkah awal yang Ibu Nur lakukan adalah merapihkan bangunan
madrasah tersebut yang awalnya sedikit berantakan dan tidak rapih menjadi lebih
rapih dan sedap dipandang mata. Setelah merapihkan bagian depan bangunan
madrasah tersebut, Ibu Nur mendaftarkan madrasah tersebut ke Kementerian Agama
agar menjadi lembaga yang di akui oleh negara. Setelah mendaftarkan madrasah
tersebut ke Kementerian Agama dan berbendera TPQ, akhirnya Ibu Nur mulai untuk door
to door mengajak kepada semua
masyarakat untuk memasukkan anak-anak mereka yang belum masuk SD untuk
mempersiapkan kemampuan membaca dan menulis anak-anak ke madrasah Darul
Mutaalimin agar dapat membaca dan mengaji. Awal madrasah ini beroperasi, hanya
terdapat 10 orang yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan mengaji. Tetapi hal
itu tak menyurutkan semangat Ibu Nur untuk memakmurkan madrasah tersebut
walaupun hanya bermodal 10 orang peserta didik Ibu Nur tetap menjalankan
kegiatan belajar secara Optimal. Ibu Nur mengajar dengan integritas yang
tinggi, sabar, tekun, dan ulet, sehingga murid yang diajar oleh Ibu Nur pun
menjadi murid-murid yang pintar membaca, baik itu membaca abjad ataupun membaca
al-qur’an. Semua masyarakat disana terkaget akan kualitas lulusan madrasah yang
dikelola oleh Ibu Nur. Lulusan madrasah yang dikelola oleh Ibu Nur ternyata
semuanya bisa masuk ke Sekolah Dasar. Dimana pada saat itu salah satu
persyaratan untuk masuk ke Sekolah Dasar adalah bisa membaca dan menulis serta
berhitung. Oleh karena itu di tahun
berikutnya jumlah pendaftar di madrasah Darul Mutaalimin bertambah menjadi 20
orang.
Dengan bertambahnya
murid yang mendaftar di madrasah tersebut, akhirnya membuat Ibu Nur sedikit
dihargai oleh masyarakat sekitar. Namun tentu ada beberaapa pihak yang merasa
iri akan kesuksesan yang diraih oleeh Ibu Nur, bahkan pihak tersebut
menyebarkan gosip dan fitnah mengenai Ibu Nur kepada masyarakat sekitar supaya
masyaraakat sekitar tidak memasukkan anaknya ke madrasah Darul Mutaalimin,
banyak juga yang mengatakan bahwa Ibu Nur adalah guru yang tak berpendidikan
dan tidak jelas pendidikannya. Semakin marak gosip mengenai keburukan Ibu Nur
di luaran sana, justru semakin memotivasi Ibu Nur untuk menjadi seorang guru
yang lebih baik lagi, semakin menambah keinginan Ibu Nur untuk membuktikan
kepada masyarakat bahwa Ibu Nur adalah seorang guru yang dapat diandalkan
ditambah dengan pengalaman Ibu Nur dalam mengajar sudah banyak. Ibu Nur juga
mendapatkan saran dari suaminya unntuk berkuliah, supaya kemampuan Ibu Nur
dapat diakui apabila Ibu Nur sudah mendapatkan gelar. Akhirnya pada tahun 2003
Ibu Nur memutuskan untuk berkuliah di salah satu Universitas yaitu Universitas
Al – Jawammi dengan mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Namun sangat
disayangkan, Ibu Nur tidak dapat menuntaskan kuliahnya. Pada tahun ketiga masa
perkuliahan Ibu Nur adalah masa dimana Ibu Nur sedang hamil anak ketiganya
sehingga pada saat itu Ibu Nur terhambat untuk melaksanakan perkuliahan dan
akhirnya cuti hingga melahirkan anak ketiganya. Setelah cuti satu tahun untuk
melahirkan, suami Ibu Nur mempertannyakan kepada Ibu Nur apakah Ibu Nur ingin
melanjutkan berkuliah lagi atau tidak. Ibu Nur pun memutuskan untuk tidak
melanjutkan kuliahnya. Akhirnya uang yang sudah dipersiapkan oleh suaminya
untuk biaya sidang dan skripsi Ibu Nur dibelikan sebuah kavling yang letaknya
tidak terlalu jauh dari madrasah Darul Mutaalimin.
Ibu Nur akhirnnya
memutuskan untuk kembali mengajar di madrasah Darul Mutaalimin. Namun cobaan
kembali muncul, dimana para masyarakat yang mempertannyakan kemampuan mengajar
Ibu Nur yang hanya seorang lulusan Madrasah Aliyah bukan seorang lulusan sekolah
keguruan. Para masyarakay memandang bahwa Ibu Nur tidak pantas menjadi seorang
guru TK, karena menurut mereka seorang guru TK haruslah seseorng yang berasal
dari PGTK. Bahkan pernah sekali Ibu Nur dipermalukan bahkan melalui speaker masjid di daerah rumahnya, orang
yang ingin mempermalukan Ibu Nur berujar menggunakan speaker “Tong sakola di
madrasah Darul Mutaalimin, naon guru na ge bodo eta mah ngan lulusan aliyah”
(Jangan bersekolah di madrasah Darul Mutaalimin, gurunya bodo hanya lulusan
aliyah). Ibu Nur hanya bisa mengelus dadanya bersabar, bahkan setiap Ibu Nur
jalan dan melewati orang tersebut cacian dan makian pasti selalu menghujani Ibu
Nur. Tapi beruntung gosip tersebut tidak berpengaruh terhadap jumlah murid yang
mendaftar di madrasah Darul Mutaalimin.
Cobaan demi cobaan
yang datang dilalui oleh Ibu Nur dengan sabar. Segala cacian dan makian oleh
orang-orang yang iri terhadap Ibu Nur tak dihiraukan olehnya. Proses
pembelajaran di madrasah Darul
Muta’alimin tetap berlangsung seperti biasa dan bahkan Ibu Nur yang awalnnya
hanya mengajar sendiri sudah mulai kewalahan sehingga Ibu Nur meminta bantuan
kepada temannya yang juga mengajar di TK lain untuk mengajar juga di madrasah
Darul Mutaalimin. Ibu Nur mulai memperhatikan cara mengajar rekannya tersebut
dan Ibu Nur mulai penasaran dengan cara mengajar yang diterapkan oleh rekan
nya. Kemudian Ibu Nur meminta rekannya tersebut untuk mengajarkan Ibu Nur cara
mengajar tersebut. Namun karena kesombongan rekannya, rekannya tak mau
memberitahu bagaimana cara mengajar yang diterapkan olehnya dengan berdalih
bahwa ilmu yang dia dapatkan adalah ilmu yang telah susah payah ia peroleh dari
berkuliah di Bekasi dan membutuhkan biaya yaang mahal. Lagi dan lagi hati Ibu
Nur tersakiti dan justru karena hal tersebut semakin menylukan semaangat Ibu
Nur untuk dapat meraih ilmu tersebut. Akhirnnya Ibu Nur memutuskan untuk
berkuliah lagi.
Universtitas An –
Nissa Karawang adalah Universitas yang kali ini dipilih oleh Ibu Nur unntuk
menuntut ilmu, sempat ada pertanyaan dari suami Ibu Nur mengapa tidak
melanjutkan perkuliahan yang sebelumnya saja, namun karena keinginan Ibu Nur
untuk mendapatkan ilmu menjadi seorang guru TK, akhirnya Ibu Nur memilih
unniversitas tersebut dengan jurusan yang dipilihnya adalah PGTK. Ibu Nur berkuliah
di universitas tersebut tahun 2006 – 2008. Setelah Ibu Nur mengenyam pendidikan
guru TK dan mengaplikasikan langsung di TPA Darul Mutaalimin, murid yang
mendaftar di madrasah tersebut semakin banyak hingga saat ini murid yang
bersekolah di madrasah Darul Mutaalimin tercatat 379 orang. Bahkan Ibu Nur
sudah mulai tidak dapat menanganinya sendiri dan akhirnya Ibu Nur mempekerjakan tenaga guru lain.
Hingga saat ini ada 12 guru yang mengajar di madrasah tersebut.
Madrasah Darul
Mutaalimin juga menggratiskan biaya pendidikan bagi murid yang tidak mampu,
yatim dan dhuafa. Karena didasarkan oleh pengalaman Ibu Nur yang saat kecil susah untuk mengenyam pendidikan dan
Ibu Nur tidak ingin ada anak yanng seperti belaiu, akhirnya Ibu Nur mengadakan
program tersebut, dengan harapan anak-anak yang tidak mampu mengenyam
pendidikan dikarenakan tidak memilki biaya untuk bersekolh dapat tetap
bersekolah seperti anak yang lainnya. Selain hal tersebut, Ibu Nur juga tidak
terlalu memberatkan mengenai uang SPP. Uang SPP yang dikenakan di madrasah
Darul Mutaalimin hanya sebesar Rp. 50.000,00 per bulannya. Biaya SPP yang
sangat murah dibandingkan dengan TK aatau
TPA lainnnya. Walaupun biaya murah berbanding terbalik dengan kuaalitas
pendidikan di madrasah tersebut. Madrasah Darul Mutaalimin adalah salah
satu maadrasah yang saat ini menjadi
madrasah percontohan bagi TK-TPA
lainnya.
BAB IV
ANALISIS TENTANG
TOKOH
Ibu Nur adalah
seorang anak yang terlahir dari keluarga yang tidak mampu, dikarenakan
keterbatasan ekonomi yang dimiliki oleh keluarganya tersebut bahkan beliau
tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Namun dikarenakan inisiatif Ibu Nur yang
sangat tinggi, beliau memanfaatkan bakat dan potensi yang dimiliki beliau untuk
menghasilkan pundi-pundi uang sehingga beliau dapat mendaftarkan diri ke
sekolah dengan uangnya sendiri.
Selain inisiatif
yang tinggi, Ibu Nur pun memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Ibu Nur
adalah seseorang yang berorientasi pada tujuannya. Sekalipun Ibu Nur tidak
dapat masuk ke sekolah SPG dikarenakan peraturan yang tidak sesuai dengan
syari’at islam tetapi beliau tidak putus semangat. Ibu Nur tetap bersekolah di
tempat lain demi cita-citannya menjadi seorang guru. Bahkan setelah menjadi
guru sekalipun cacian dan deraan yang telah banyak diterima oleh Ibu Nur tidak
menyurutkan semangatnya sama sekali untuk menjadi seorang guru anak-anak.
Ibu Nur juga tokoh
yang terpacu akan deraan. Semakin keras deraan, semakin membuat beliau terpacu
untuk menaklukan permasalahan tersebut. Bahkan belaiu belajar dari pengalaman
dan permasalahan yang terjadi sebelumnya.
Ibu Nur termasuk
seseorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi. Tanpa rasa khawatir akan
ketidakmampuan Ibu Nur untuk mendanai madrasah tersebut, Ibu Nur menggratiskan
anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, yatim dan dhuafa. Beliau
tanpa rasa pamrih melakukan hal tersebut.
Dengan kerja nyata
yang dilakukan Ibu Nur sudah tidak dapat dipungkiri lagi, Ibu Nur pantas meraih
kesuksesan yang ia raih saat ini. Hasil jerih payahnya selama ini membuahkan
hasil yang memuaskan. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari perjalan hidup
seorang Ibu Nur yang pada awalnya hanya seorang anak yang berasal dari keluarga
tidak mampu kini dapat menjadi Kepala Sekolah di Madrasah Darul Mutaalimin.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibu Nurjanah atau
lebih dikenal dengan nama Ibu Nur adalah sosok tokoh yang dapat menginspirasi
kita semua. Perempuan kelahiran Karawang ini memiliki keseharian sebagai guru
TK sekaligus pengelola yayasan pendidikan Darrulmuta’alimin yang beralamatkan
Jl.Gang Lurah Suntara Karawang Wetan. Ibu Nur memulai karirnya bermula pada
cita-citanya yang ingin menjadi seorang guru SD. Kala itu, begitu banyak
rintangan yang mesti dilaluinya karena keterbatasan ekonomi yang menuntut Ibu
Nur tidak mampu merasakan bangku sekolah SMP selama satu tahun dan satu tahun tidak melanjutkan pendidikan
SMA/MA. Walaupun begitu Ibu Nur tetap terus berusaha untuk meraih cita-citanya
tersebut dengan mengembangkan dan
mengaplikasikan potensi dan bakat yang
ada yaitu mengaji Qoriah Al-Quran dan bernyanyi. Tak hanya itu, Ibu Nur adalah
sosok yang penyabar dengan banyak masalah dan rintangan yang dihadapi, beliau
menghadapinya dengan sabar, tekun dan bijaksana. Bekerja keras dan ikhlas
adalah pedoman beliau dalam menjalani hidupnya sampai sekarang. Hingga akhirnya
beliau sukses dan dapat berada di posisinya saat ini.
Maka dari itu, kita
jangan pernah memandang seseorang hanya dari penampilan luarnya saja karena
penampilan dapat menipu. Selain itu juga, kita jangan pernah menyerah apalagi
putus asa dalam melakukan usaha apapun termasuk mengejar cita-cita. Karena
usaha apapun pasti ada jalan solusinya dan memang kegagalan adalah cambuk dalam
menuju kesuksesan, namun dibalik kegagalan itu pasti terdapat hikma yang
berharga dan bermanfaat untuk kita jadikan sebagai pelajaran dan pengalaman
hidup. Ada pepatah bilang “ Masih banyak jalan menuju Roma” kita harus selalu
optimis dengan semuanya. Dan dalam segala hal yang kita lakukan pasti ada
ujian, cobaan dan tantangan yang secara tidak disadari darimana datangnya, arah
dan tujuannya yang mesti kita hadapi. Semua itu kita lakukan dengan penuh rasa
sabar dan ikhlas, serta diiringi dengan doa dan twakal. Dalam suatu hadis
diatakan “ Kejarlah akhiratmu maka dunia akan mengejarmu” hadis ini menjelaskan
bahwa apa yang kita laukan didunia harus diimbangi dengan keimanan.
B. Saran
Tetaplah berpegang
teguh dengan apa yang selama ini kamu impikan dan kejar terus mimpimu sampai
kamu merasa puas. Dan jangan pedulikan kejelekan orang lain terhadapmu tapi
lakukan yang baik, sangat baik, dan yang terbaik. Sampai orang yang membencimu
membisu terkagum kepadamu.